Setelahnya, erupsi dikabarkan terjadi pada lagi pada 1979. Menurut arsip digital wayback machine, sebanyak 60 orang meninggal dunia.
Insidennya dikabarkan terjadi di pagi hari 30 April. Letusan ini berdampak terhadap lima desa yang berada di kaki Gunung Marapi.
Selain puluhan orang meninggal dunia, sebanyak 19 orang yang tergabung dalam tim penyelamat juga diberitakan terjebak tanah longsor.
Meski begitu, laporan itu dibantah dan disebutkan bahwa mereka adalah korban longsor (banjir) lahar yang terjadi hujan lebat.
Masih menurut arsip wayback machine, lahar tua dan material vulkanik lainnya di sisi utara dan timur Marapi ketika itu longsor (banjir).
Longsor terjadi dari ketinggian 2.400 mdpl menerjang hingga 20 kilometer ke bawah dengan ketinggian sekitar 70 meter.
Korban yang meninggal dunia dilaporkan bukan 60 orang, melainkan 80 orang. Kerugian lainnya, rumah-rumah warga dan beberapa hektar lahan pertanian rusak.
Adapun erupsi Gunung Marapi lainnya tercatat terjadi pada 1980, 1982, 1984, 1987, 1988, 1994, 1999, 2000, 2002, 2005, 2011, 2014, dan 2023.
Pada 2023, sebelum erupsi besar yang menelan puluhan korban, erupsi terakhir terjadi pada Januari-Februari, dan hingga kini sejak 2011 berstatus waspada atau level 2.
Selain erupsi, peristiwa yang tak kalah menyita perhatian adalah peristiwa tersesatnya 12 pendaki dari Mapala Getrakoda SMAN 1 Batusangkar.
Mereka ketika itu naik Gunung Marapi lewat jalur selatan, atau pintu Simabua. Sebanyak empat orang dilaporkan gugur.
Peristiwa ini dikenang dengan dibangunnya sebuah tugu kecil persisi di pintu masuk puncak dari jalur selatan yang kemudian diberi nama Tugu Gentrakotda.
Satu lagi peristiwa yang menjadi kenangan para pendaki adalah kisah Pak Guru. Ia bernama Mulzafri, seorang guru les bahasa Inggris di Bukik Apik, Bukittinggi.
Dia meninggal diduga karena serangan jantung ketika memandu dua turis asal Rusia ke Gunung Marapi via jalur Koto Baru.
Para kelompok pencinta alam membangun tugu memorial untuk Mulzafri persis di sebelah Tugu Abel yang kebumidan diberi nama tugu Pak Guru.
Dilain sisi, Gunung Marapi menjadi legenda daerah asal orang Minang Kabau. Mereka meyakini bahwa nenek monyangnya turun dari Gunung ini.
Sejumlah kota yang berada di bawah kaki gunung ini adalah Kota Bukittinggi dan Kota Padang Panjang.