Cekricek.id, Jakarta — Sektor energi terbarukan di Sumatera Barat mendapat angin segar dengan masuknya minat investasi dari korporasi asal Negeri Sakura. PT Awina Sinergi Internasional, anak perusahaan A-Wing Group Jepang, mengonfirmasi keseriusan untuk merealisasikan proyek pengelolaan limbah berteknologi tinggi di wilayah tersebut.
Komitmen ini terungkap dalam pertemuan bisnis antara manajemen Awina dengan delegasi pemerintah Sumatera Barat di kantor pusat perusahaan, SME Tower, Jakarta, Kamis (13/6/2025). Hadir dalam diskusi tersebut Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sumatera Barat Adib Alfikri, Wali Kota Padang Fadly Amran, serta sejumlah kepala dinas terkait.
Representasi Awina diwakili langsung oleh Presiden Komisaris Nakamura Hirohide dan Direktur Utama Ananda Setiyo Ivannanto. Kedua pejabat tinggi perusahaan ini memaparkan rencana detail pengembangan teknologi waste-to-energy yang akan diimplementasikan di Kota Padang.
Adib menjelaskan bahwa agenda pertemuan merupakan tindak lanjut kunjungan tim Awina ke Sumatera Barat periode sebelumnya. Gubernur secara personal menugaskan dirinya bersama Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi untuk mengeksplorasi peluang kerjasama dengan investor Jepang tersebut.
"Awina memiliki track record yang mumpuni dalam mengembangkan energi terbarukan dan sistem manajemen limbah yang ramah lingkungan. Pengalaman mereka sangat sesuai dengan kebutuhan daerah kami," kata Adib dalam keterangan pers.
Teknologi unggulan yang ditawarkan Awina meliputi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) dan produksi Refuse Derived Fuel (RDF) sebagai bahan bakar alternatif pengganti batu bara. Kedua inovasi ini dinilai dapat menyelesaikan dua persoalan sekaligus: krisis energi dan penumpukan sampah.
Pejabat DPMPTSP tersebut menegaskan bahwa penanganan limbah telah masuk dalam agenda prioritas kepemimpinan gubernur saat ini. Strategi ini sejalan dengan target pengembangan energi terbarukan yang berkelanjutan di tingkat provinsi.
"Kehadiran Wali Kota Padang dalam pertemuan ini sangat strategis mengingat lokasi pilot project TPST akan ditempatkan di wilayah Kota Padang," tambah Adib.
Direktur Utama Awina, Ivan, menyampaikan hasil evaluasi awal terhadap kondisi pengelolaan sampah di Kota Padang. Berdasarkan kajian internal perusahaan, volume limbah harian di kawasan tersebut telah memenuhi parameter minimum untuk operasional fasilitas pengolahan modern.
"Kami telah menjadwalkan kunjungan teknis ke Kota Padang pada 16 Juli 2025 untuk melakukan asesmen lapangan yang lebih detail. Antusiasme dan dukungan penuh dari pemerintah daerah menjadi faktor penentu dalam keputusan investasi energi terbarukan ini," ungkap Ivan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sumatera Barat Tasliatul Fuaddi mengakui bahwa problematika sampah telah menjadi tantangan bersama seluruh kabupaten dan kota di provinsi. Tanpa solusi komprehensif, kondisi ini berpotensi memperburuk kualitas lingkungan hidup di masa depan.
Fuaddi mengusulkan dua alternatif lokasi untuk realisasi proyek energi terbarukan tersebut. Opsi pertama adalah TPA Regional Payakumbuh yang sedang dalam status penutupan sementara akibat insiden tanah longsor pada 20 Desember 2023. Pilihan kedua adalah TPA Regional Solok yang dinilai memiliki akses infrastruktur lebih baik.
"Ekspektasi kami adalah Awina dapat mengawali investasi di Kota Padang sebagai model percontohan. Kesuksesan proyek ini akan membuka peluang replikasi di daerah-daerah lain di Sumatera Barat," harap Fuaddi.